Kamis, 15 Desember 2011

uang kuno


Silahkan teman-teman melengkapi bidang yang kosong





Mari kita uji kemampuan kita pada uang 5000 Rupiah bergambar Tuanku Imam Bonjol (emisi 2001)


Pertanyaan 1.
Sampai saat ini ada berapa jenis tahun cetak (imprint)?
a. 9 tahun cetak
b. 10 tahun cetak
c. 11 tahun cetak

JAWABAN :
Sampai saat ini (November 2011) terdapat 11 tahun cetak: 8 tahun cetak (2001 sd 2008) terletak di sudut kanan bawah dan 3 tahun cetak (2009 sd 2011) terletak di atas tulisan DEWAN GUBERNUR.

11 jenis tahun cetak (imprint) dari 2001 sampai dengan 2011
Sudahkah anda memiliki semuanya?


Pertanyaan 2.
Ada berapa jenis variasi tanda tangan?
a. 2 jenis
b. 3 jenis
c. 4 jenis


JAWABAN :
Sampai bulan November 2011 terdapat 3 jenis tanda tangan yaitu :
1. Syahril Sabirin dan Miranda S Goeltom, terdiri dari 8 tahun cetak (2001 -2008)
2. Boediono dan Ardhayadi, hanya terdiri dari 1 tahun cetak (2009)
3. Darmin Nasution dan Ardhayadi, terdiri dari 2 tahun cetak (2010 - 2011)

3 jenis variasi tanda tangan


Pertanyaan 3.
Perhatikan gambar di bawah :


Saya memiliki 3 lembar bernomor seri sama yaitu 555555.
Uang pertama WPU, kedua ZER dan ketiga CDV
Pertanyaannya apakah ketiga uang tersebut memiliki tahun cetak yang sama?
a. Sama
b. Tidak sama

JAWABAN :
Ketiganya memiliki tahun cetak yang tidak sama.
CDV bertahun cetak 2009 dengan tanda tangan Boediono
ZER bertahun cetak 2010 dengan tanda tangan Darmin Nasution dan
WPU bertahun cetak 2011 dengan tanda tangan Darmin Nasution juga

Perhatikan huruf-huruf tersebut, terlihat bahwa acuannya tetap ada pada huruf kedua.
D dicetak 2009, lebih dulu daripada E yang bertahun 2010 dan P yang bertahun 2011. Jadi pecahan 5000 Rupiah Tuanku Imam Bonjol ini mirip sekaligus berbeda bila dibandingkan dengan sistem penomoran pecahan-pecahan lain. Mirip karena tetap memakai huruf kedua sebagai acuan. Dan berbeda pada......... (lihat soal2 selanjutnya)


Pertanyaan 4.
Saya memiliki 2 lembar bernomor seri AAA 421033 dan ZZZ 399175
Yang manakah yang lebih dahulu diterbitkan?
a. AAA 421033
b. ZZZ 399175

JAWABAN :
AAA 421033 memiliki tahun cetak 2009 sedangkan ZZZ 399175 bertahun cetak 2008. Maka jelas ZZZ 399175 lebih dahulu diterbitkan. Mengapa? Bukankah abjad AAA seharusnya lebih dahulu diterbitkan dibandingkan ZZZ? Apakah urutannya terbalik? Tentu tidak, hal inilah yang menyebabkan pecahan Rp.5000 memiliki penomoran yang unik. Kunci pertama sudah dibahas pada soal sebelumnya yaitu huruf kedua tetap merupakan acuan, dan kunci kedua terletak pada angka pertama nomor serinya.

Nomor seri yang berawalan angka 0 adalah yang pertama kali diterbitkan, disusul angka 1, 2, 3 dan seterusnya. Tetapi berbeda bila dibandingkan dengan pecahan lain, pecahan Rp.5000 ini menghabiskan semua prefiksnya dulu dari AAA sampai ZZZ baru beralih keangka berikutnya. Agar lebih jelas saya berikan ilustrasi :
AAA 000001 sampai dengan AAA 099999 lalu
AAB 000001 sampai dengan AAB 099999 dan seterusnya sampai
AAZ 000001 sampai dengan AAZ 099999 disusul dengan
BAA 000001 sampai dengan BAZ 099999
ZAA 000001 sampai dengan ZAZ 099999 dan seterusnya sampai
ZZA 000001 sampai dengan ZZZ 099999 baru disusul dengan

AAA 100000 sampai dengan AAA 199999 dan seterusnya sampai dengan
ZZA 100000 sampai dengan ZZZ 199999

AAA 200000 sampai dengan ZZZ 299999, kemudian baru dilanjutkan dengan angka 3

AAA 300000 sampai dengan ZZZ 399999 dan seterusnya.

Agar lebih jelas mari kita lihat daftarnya



Pecahan Rp5000 memiliki sistem penomoran yang unik yaitu menghabiskan angka pertama 0 dari AAA sampai dengan ZZZ terlebih dahulu baru dilanjutkan dengan angka 1 (dari AAA sampai dengan ZZZ), angka 2 (dari AAA sampai dengan ZZZ), angka 3, 4 dan sampai saat ini baru sampai PWS 59xxxx.
Keterangan di atas sekaligus menjawab pertanyaan terakhir yaitu :

Pertanyaan 5.
Saya telah memiliki nomor cantik 555555, sekarang saya mau mencari yang 666666.
Menurut anda apakah saat ini (November 2011) ada yang memilikinya?
a. Jelas ada
b. Mungkin ada mungkin tidak
c. Jelas tidak ada

JAWABAN :
Sampai saat ini (November 2011) saya dan teman-teman belum menemukan pecahan Rp.5000 dengan angka pertama 6. Diharapkan dalam waktu dekat (mungkin awal 2012) akan mulai dicetak AAA 6xxxxx. Kita tunggu saja...........


Perhatian :
1. Jawaban dan kesimpulan di atas dibuat berdasarkan penelitian dari uang-uang yang beredar, kebenaran mutlak tetap tidak diketahui sampai ada penjelasan resmi dari pihak yang berwenang.
2. Prefiks AAA bukan merupakan first prefiks kecuali diawali angka 0 : AAA 0xxxxx (2001)
3. Nomor kembar yang ada sampai saat ini hanya terdiri dari 111111, 222222, 333333, 444444 dan 555555. Nomor 666666 segera menyusul tetapi nomor-nomor selanjutnya, apalagi 999999 sangat mungkin tidak akan pernah terbit.


Semoga bermanfaat.
Jakarta 2 Desember 2011
Kritik dan saran hubungi email : arifindr@gmail.com




Memulai Koleksi Uang Kuno



======================================================


Rp.2000, Rp5.000, Rp10.000, Rp20.000, Rp50.000 dan Rp100.000
emisi 2010 dan 2011 tt Darmin Nasution telah lengkap beredar
Sudahkah teman-teman menyimpannya?



Memulai koleksi uang kuno
Setiap orang mempunyai hobby yang berbeda, ada yang senang menonton film, ada yang senang memancing, ada juga yang senang mengumpulkan buku komik, dan lain sebagainya. Salah satu hobby yang cukup langka adalah mengumpulkan uang kuno, yang dalam bahasa kerennya disebut NUMISMATIK. Hobby yang satu ini termasuk unik karena kesukaran dalam memperoleh informasi maupun "barangnya" itu sendiri. Selain itu hobby jenis ini sangat menuntut kesabaran, ketelitian dan tentu keuangan yang mencukupi.


Untuk menjadi seorang kolektor yang baik, banyak sekali hal-hal yang perlu dipelajari. Pertama, seorang kolektor harus mempunyai minat dan kemauan untuk belajar. Banyak literatur dan perkumpulan yang dapat dijadikan acuan, seperti:


1. Katalog Uang Kertas Indonesia cetakan 1996, 2005 ataupun 2010
2. Katalog Uang Logam Indonesia
3. Standard Catalog of World Paper money (Krause)
4. Catalogue of paper money (Johan Mevius)
5. Catalog lelang dari berbagai balai lelang baik internasional maupun lokal
6. Majalah/literatur terbitan Asosiasi Numismatik Indonesia
7. Informasi dari internet seperti blog ini atau lain sebagainya

Dari sumber2 informasi tersebut di atas kita dapat mempelajari banyak hal tentang uang kuno seperti:

(1) Jenis atau seri, contoh: seri Sukarno 1960, seri Bunga Burung 1959, seri Pekerja 1958 dan sebagainya.
(2) Harga dari masing2 uang tersebut, yang sangat dipengaruhi oleh kualitasnya, semakin baik kualitas suatu uang tentu semakin mahal harganya, demikian juga sebaliknya. Karena itu sangatlah penting bagi para kolektor untuk mempelajari kualitas suatu uang. Terdapat istilah2 khusus tentang kualitas suatu uang, seperti Uncirculated, Extremely Fine, Very Fine, Fine, Very Good, Fair dan lain-lain.



Supaya tidak menimbulkan perbedaan pendapat tentang kualitas suatu uang kertas maka kalangan numismatik membutuhkan suatu standarisasi, yang disebut grading.

The international Bank Note Society (IBNS) menerapkan suatu standarisasi grading yang terdiri dari :


1. UNC atau Uncirculated : yaitu keadaan sempurna dengan semua sudut tajam, tidak ada cacat sedikitpun, bersih, dan permukaan kertas masih berkilau. Sebagai ilustrasi adalah selembar uang kertas yang diambil dari segepok uang baru yang masih tersegel.

Uncirculated (UNC)


2. AU atau Almost Uncirculated : keadaan uang yang hampir sama dengan di atas tetapi ada minor mishandling seperti lipatan pada sudut, atau lipatan halus pada bagian tengah, tetapi tidak boleh keduanya, selain itu kondisi uang harus bersih dan berkilau seperti aslinya, semua sudut harus tajam.













NICA 500 gulden kondisi Almost uncirculated (AU)


3. EF/XF atau Extremely Fine : kertas dalam keadaan baik, crisp atau kaku, masih memiliki kilau pada permukaan, dan memiliki maksimum 3 lipatan tipis atau satu lipatan tajam, sudut sedikit membundar.

Wayang 50 gulden kondisi Extremely Fine (EF/XF)


4. VF atau Very Fine : uang kertas telah dipakai namun masih tetap crisp, ada sedikit kotor dan beberapa lipatan vertikal dan horisontal namun tidak sobek.

Wayang 200 gulden kondisi Very Fine (VF)


5. F atau Fine : uang telah sering terpakai dengan beberapa lipatan dan tidak crisp lagi, tidak terlalu kotor, mungkin ada sedikit sobek pada bagian margin tetapi tidak masuk ke gambar, warna masih jelas.

Gedung 30 gulden kondisi Fine (F)


6. VG atau Very Good : uang telah terpakai berkali-kali namun kertas masih utuh, terdapat sobekan pada sudut sehingga tidak tajam lagi, ada sobekan yang masuk hingga ke gambar, mungkin ada bekas karat, dan pada bekas lipatan mungkin ada lubang /sobekan kecil, kertas layu tetapi tidak ada bagian yang hilang karena sobek.

Coen 200 kondisi Very Good (VG)


7. G atau Good : uang telah lama dipakai, warna telah memudar, bekas lipatan yang berkali-kali telah menyebabkan lubang atau sobekan pada bagian pinggir, mungkin ada bekas karat, kotoran atau grafiti, ada bagian yang hilang karena sobek.

ORI 10 rupiah baru kondisi Good (G)


8. Fair : seluruh kertas layu dan kotor akibat pemakaian yang berat, uang telah rusak, terdapat sobekan besar dan ada bagian besar yang hilang.



Barong 10.000 rupiah 1975 kondisi fair



9. P atau Poor : uang telah rusak berat akibat sobekan, karat, bagian yang hilang, grafiti ataupun lubang yang besar, mungkin ada bekas tambalan atau bekas potongan (trimming) pada bagian tepi untuk menutupi bagian yang rusak. Uang yang masuk kategori ini tidak layak dikoleksi kecuali hanya sebagai pengisi sementara atau memang termasuk uang yang sangat langka.


Pemandangan alam 2,5 rupiah 1951 kondisi Poor



Ada kalanya kualitas suatu uang kertas ada di antara 2 kategori, dalam kasus ini sebagian kolektor memakai istilah PLUS (+), MINUS (-) atau penambahan huruf a kecil (ABOUT), contohnya:

1. VF+ (Very Fine Plus), berarti grade berada di antara VF dengan EF tetapi lebih cenderung ke VF

2. VF++ (Very Fine Plus Plus) berarti gradenya berada di antara VF dengan EF tetapi lebih cenderung ke EF

3. aEF (About Extremely Fine), berarti gradenya hampir atau kira-kira berada di EF

4. UNC- (Uncirculated Minus), berarti hampir UNC dengan hanya sedikit sekali kekurangan


Semua cacat yang terdapat pada uang kertas juga harus disebutkan agar tidak terjadi kesalahpahaman seperti:

1. Coretan atau grafiti
2. Bekas selotip, lem atau karat
3. Lubang staples atau pin hole
4. Trimming atau bagian tepi yang di potong
5. Pressing atau disetrika
6. Cleaning, washing atau dicuci dengan menggunakan cairan pembersih
7. Repair atau perbaikan berupa tambalan atau lainnya

Adanya kondisi2 tertentu akan menyebabkan grading uang kertas tersebut menjadi turun sedikitnya satu tingkat.

Sekalipun telah ada standarisasi, perbedaaan grading antara para kolektor seringkali terjadi, masalah ini dapat timbul akibat beberapa faktor misalnya pengalaman, pencahayaan dan suasana yang berbeda. Grading sepantasnya dilakukan oleh orang ketiga yang berpengalaman dan tidak terlibat dalam transaksi.

Beberapa macam istilah grading dalam berbagai bahasa












Kritik dan saran hubungi : arifindr@gmail.com

1874-1924 (seri Bingkai II)


Seri Bingkai II memiliki 3 pecahan yaitu 10, 25 dan 50 gulden.
Walaupun hanya 3 pecahan tetapi seri ini memiliki banyak sekali variasi dengan berbagai jenis tanda tangan, banyak yang belum terdata, karena itu sangat dibutuhkan kerjasama dari teman-teman semua.

Mari kita pelajari bersama.


Tanda air

Semua pecahan seri bingkai II memiliki tanda air bertulisan JAV.BANK yang terletak di bagian tengah uang berdekatan dengan tandatangan secretaris dan president. Tanda air ini sangat penting untuk menentukan keaslian uang. Karena ternyata seri bingkai terdapat juga versi palsunya.

Tanda air bertulisan JAV.BANK


Nomor seri, tanggal dan kode kontrol yang terdapat pada uang ini saling berhubungan seperti yang telah dijelaskan pada artikel terdahulu (16. Rahasia Nomor Seri JP Coen).
Perhatikan contoh di bawah ini :

Nomor seri, tanggal dan kode kontrol pada pecahan 10 Gulden 1923



PECAHAN 10 GULDEN

Bagian depan berwarna biru dengan angka 10 dan tulisan TIEN GULDEN di bagian tengah. Nomor seri terletak di bagian atas (kiri dan kanan), tanda tangan Secretaris serta President di bagian bawah. Tepat di bagian tengah terdapat tulisan BATAVIA disusul dengan tanggal dan tahun cetak.
Bagian belakang berwarna hijau tua dengan kotak besar di tengah berisi undang-undang dalam 3 bahasa (Arab, Jawa dan Mandarin), sedangkan untuk undang-undang dalam bahasa Belanda terletak pada 2 kotak kecil di sisi kiri dan kanan. Terdapat juga nomor kode kontrol pada sisi kanan bawah.

Perhatian : Semua uang seri bingkai II memiliki ukuran yang sama dengan tepi (kanan, kiri dan bawah) yang tidak rata.



Pecahan 10 Gulden seri bingkai II


PECAHAN 25 GULDEN

Corak dan gambarnya mirip dengan pecahan 10 Gulden.
Bagian depan berwarna coklat sedangkan bagian belakang berwarna keunguan.


Pecahan 25 Gulden seri bingkai II


PECAHAN 50 GULDEN

Bagian depan mirip dengan pecahan sebelumnya dengan warna dominan abu-abu. Bagian belakang sangat berbeda, berwarna coklat terang dengan 4 kotak berisi undang-undang dalam 4 bahasa. Kode kontrol terletak di sisi tengah.


Pecahan 50 Gulden seri bingkai II


VARIASI
Sungguh tidak mudah membagi variasi seri ini, tetapi berdasarkan katalog Pick maupun Mevius pengelompokan terbaik mirip dengan seri Coen I yaitu berdasarkan warna nomor serinya.


1. Nomor seri berwarna HITAM


Terdiri dari 2 huruf dimana huruf pertama merupakan acuan cetak diikuti oleh 5 angka.
Angka pertama selalu 0



Seri bingkai II dengan warna nomor seri hitam.
Bandingkan pecahan 50 Gulden di atas dengan gambar di KUKI (H-107), dimanakah letak perbedaannya?


Semua cetakan awal seri ini memiliki nomor seri berwarna hitam, tanda tangan yang terdata menurut Pick dan Mevius sangat banyak, dimulai dari Versteegh - NP van den Berg sampai dengan KF van den Berg - EA Zeilinga (1912-1920).

Pada uang bernomor seri hitam ini terdapat 2 variasi lagi yang dapat ditemukan pada tanda tangan KF van den Berg - EA Zeilinga yaitu :

Pada pecahan 10 dan 25 Gulden memiliki text undang-undang yang berbeda bentuknya yaitu:
a. Berbentuk jajaran genjang (parallelograms) dan
b. Berbentuk kotak (rectangles)


Perbedaan bentuk text undang-undang (jajaran genjang dan kotak) yang ditemukan pada tanda tangan KF van den Berg-EA Zeilinga



Selain perbedaan bentuk, pada tanda tangan tersebut juga terdapat perbedaan isi dari undang-undangnya. Bentuk jajaran genjang memiliki text undang-undang pada gambar sebelah kiri, sedangkan bentuk kotak pada gambar sebelah kanan.

Selain bentuknya ternyata isi undang-undangnya juga berbeda

Pada pecahan 50 Gulden perbedaannya bukan pada bentuk kotak atau jajaran genjang tetapi pada isi dari text undang-undang. Perhatikan gambar di bawah yang berisi text undang-undang dengan ukuran huruf lebih besar (Big) dan dengan ukuran huruf lebih kecil (Small)

Perbedaan isi dan ukuran text undang-undang pada pecahan 50 Gulden dengan nomor seri hitam. Bagian atas hurufnya besar (Big) sedangkan bagian bawah lebih kecil (Small)


Untuk variasi lengkapnya silahkan lihat tabel di bagian akhir artikel ini.


2. Nomor seri berwarna MERAH


Terdiri dari 2 huruf dan 6 angka, 2 angka pertama selalu 00.
Hanya terdiri dari 3 variasi tanda tangan yaitu :
a. L von Hemert - EA Zeilinga (1920-1922)
b. JF van Rossem - EA Zeilinga (1922-1924)
c. JF van Rossem - LJA Trip (1924-1928)

Contoh uang bernomor seri MERAH


3. Nomor seri berwarna HITAM atau MERAH

Khusus untuk tanda tangan L von Hemert - EA Zeilinga terdapat 2 jenis nomor seri yang berwarna HITAM atau MERAH perhatikan gambar di bawah.



Ketiga pecahan 10, 25 dan 50 Gulden yang bertanda tangan L von Hemert - EA Zeilinga memiliki nomor seri dengan warna hitam atau merah.


VARIASI LAIN

1. SPECIMEN

Bila dibandingkan dengan bentuk beredarnya, SPECIMEN bernomor jalan jauh lebih mudah ditemukan. Semua pecahan terdapat versi SPECIMEN nya.

Pecahan 10, 25 dan 50 Gulden SPECIMEN


2. PALSU

Ternyata seri ini dapat ditemukan juga versi palsunya. Bentuknya sangat mirip sehingga sulit dibedakan dengan aslinya. Perbedaan utama adalah cetakannya yang agak kasar dan tidak memiliki tanda air. Perhatikan contoh di bawah.

Pecahan 10 Gulden seri bingkai II palsu. Perhatikan nomor serinya yang tergolong 'cantik'



Pecahan 25 Gulden seri bingkai II palsu, sangat mirip dengan aslinya.


3. STEMPEL REPUBLIK MALUKU SELATAN

Seri bingkai seperti juga seri Coen, banyak yang digunakan oleh RMS sebagai mata uangnya dengan cara memberinya stempel bertulisan Republik Maluku Selatan. Uang di bawah merupakan salah satu contohnya.



4. LUBANG (PUCHED HOLES) BERTULISAN NIETIGDT

Sangat langka dan bernilai tinggi.

Pecahan 25 Gulden 1895 dengan puched holes bertulisan NIETIGDT, terjual seharga Rp.35 juta (belum termasuk fee) pada lelang JA 2008.

5. PROOF (1)

Tidak bernomor seri dan tidak bertandatangan. Bertanggal fiktif 31 Juni 1904 atau 1908 serta memiliki beberapa variasi warna. Bentuk bagian depan mirip dengan versi beredar, tetapi bentuk bagian belakangnya sangat berbeda, perhatikan gambar di bawah.

Proof 10 Gulden berwarna biru


Proof 10 Gulden berwarna hijau


Bagian belakang yang sangat berbeda dibandingkan versi beredarnya


Proof 25 Gulden 31 Juni 1908


Proof 50 Gulden 1908



6. PROOF (2)

Nomor seri WW12345 - WW67890, bertanggal 30 Juni 1904. Uniface dan tidak bertanda tangan. Bentuk yang sangat langka dan bernilai tinggi.

Proof 25 Gulden 1904



HARGA

Selain kualitas, variasi tanda tangan dan nomor seri juga sangat mempengaruhi harga. Mari kita lihat beberapa contoh harga pada lelang internasional.

Pecahan 10 Gulden 1923 (VF) non specimen, ditawarkan seharga 1600 euro pada tahun 2006

Pecahan 25 Gulden SPECIMEN (bekas karat, fine) terjual 300 euro (+ fee) pada tahun 2006

Pecahan 50 Gulden Specimen, ditawarkan seharga 300 euro (Fine) dan 400 euro (VF-) pada tahun 2007


Terjual seharga Rp.9 juta (+ fee) pada lelang JA 2010


Terjual seharga Rp.7.750.000 (+ fee) pada lelang JA 2010


Terjual seharga Rp.8.250.000 (+ fee) pada lelang yang sama

10 Gulden 1920 SPECIMEN, nomor seri hitam, text berbentuk kotak (vd Berg-Zeilinga) kondisi EF terjual sekitar Rp.11 juta pada lelang Kintamoney Oktober 2011.

25 Gulden 1920 SPECIMEN, nomor seri merah (Hemert-Zeilinga), kondisi VF.
Terjual 700 euro (sekitar Rp.8,5 juta belum termasuk fee 21,42%) pada lelang bulan Oktober 2011 di Belanda. Terjadi peningkatan harga sebesar 2,5 kali lipat dibanding lelang tahun 2006.


Dengan demikian jelas bahwa harga versi beredar jauh lebih mahal dibandingkan versi SPECIMEN.
Perbedaan untuk kualitas yang sama sekitar 2-3 kali lipat.


RINGKASAN :

Variasi seri ini sedemikian banyaknya sehingga sangat sulit untuk dijelaskan. Pick mendata setidaknya ada 9 variasi untuk pecahan 10 Gulden, 9 variasi untuk pecahan 25 Gulden dan 7 variasi untuk pecahan 50 Gulden. Mevius mendata lebih sedikit yaitu 7 variasi untuk pecahan 10 gulden, 5 variasi untuk 25 Gulden dan 4 variasi untuk 50 Gulden.
KUKI lebih sedikit lagi, masing2 pecahan hanya terdapat 2 variasi.


Secara singkat variasi-variasi tersebut dapat dikelompokkan sebagai berikut :

1. Nomor seri hitam dengan undang2 berbentuk jajaran genjang (parallelograms) pada pecahan 10 dan 25 Gulden serta undang2 dengan huruf besar untuk pecahan 50 Gulden. Untuk variasi silahkan lihat tabel di bawah.

2. Nomor seri hitam dengan undang2 berbentuk kotak (rectangles) pada pecahan 10 dan 25 Gulden serta undang2 dengan huruf kecil untuk pecahan 50 Gulden
a. KF van den Berg - EA Zeilinga
b. L von Hemert - EA Zeilinga

3. Nomor seri merah
a. L von Hemert - EA Zeilinga
b. JF van Rossem - EA Zeilinga
c. JF van Rossem - LJA Trip

Selain itu terdapat juga versi SPECIMEN, PROOF dan juga palsunya.
Sangat banyak dan rumit, sehingga untuk menyusun artikel ini dibutuhkan waktu yang sangat lama.



Berdasarkan ketiga katalog dapat disimpulkan bahwa :
Pecahan 10 Gulden terdiri dari 12 variasi tanda tangan
Pecahan 25 Gulden terdiri dari 10 variasi + 1 yang tidak terdaftar Hemert-Zeilinga (RED)
Pecahan 50 Gulden terdiri dari 8 variasi
Total semua terdapat setidaknya 31 variasi belum termasuk proof dan versi lain2nya.

Sudah berapa banyak variasi yang teman-teman kumpulkan?
Saran saya, karena sangat sulit mengumpulkan versi beredarnya, maka sebaiknya kumpulkan saja versi SPECIMEN dari masing-masing pecahan. Cukup satu atau paling banyak dua set yang berbeda warna pada nomor serinya (satu set hitam dan satu set merah).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar